Pengertian
Supervisi
a. Good Carter
Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,
b.Boardman.
Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.
c.Wilem Mantja (2007)
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
d. Kimball Wiles (1967)
Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik.
e. Mulyasa (2006)
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
f. Ross L (1980),
Mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang supervisi sebagai pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.
g. Purwanto (1987),
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran. God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar,
b.Boardman.
Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern. Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern.
c.Wilem Mantja (2007)
Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
d. Kimball Wiles (1967)
Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”. Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik.
e. Mulyasa (2006)
Supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
f. Ross L (1980),
Mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum. Ross L memandang supervisi sebagai pelayanan kapada guru – guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan.
g. Purwanto (1987),
Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Fungsi Supervisi
Secara umum fungsi supervisi adalah perbaikan
pengajaran. Berikut ini berbagai pendapat para tentang fungsi supervisi, di antaranya adalah:
• Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
• Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki.
• W.H. Burton dan Leo J. Bruckner, menjelaskan bahwa fungsi utama dari supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar.
• Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki situasi belajar anak-anak.
Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai dengan perubahan masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan masyarakat membawa pula konsekuensi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Suatu penemuan baru mengakibatkan timbulnya dimensi-dimensi dan persepektif baru dalam bidang ilmu penegetahuan.
Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri, melainkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut T.H. Briggs juga merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.
Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh swearingen, terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:
1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.
Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk
mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya:
- Usaha tiap guru.
- Usaha-usaha sekolah.
- Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah.
Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas Pengalaman.
Yakni, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota staff sekolah, sehingga selalu anggota staff makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.
4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif.
Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
5. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.
Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.
6. Menganalisa Situasi Belajar
Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan.
7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf.
Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.
8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.
Fungsi supervior (pengawas) oleh karenanya menjadi penting, sebagaimana tertuang dalam Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang menyebutkan bahwa pengawas diberikan tanggung jawab dan wewenang penuh untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan, penilaian dan pembinaan teknis serta administratif pada satuan pendidikan.
• Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
• Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki.
• W.H. Burton dan Leo J. Bruckner, menjelaskan bahwa fungsi utama dari supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar.
• Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki situasi belajar anak-anak.
Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai dengan perubahan masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan masyarakat membawa pula konsekuensi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Suatu penemuan baru mengakibatkan timbulnya dimensi-dimensi dan persepektif baru dalam bidang ilmu penegetahuan.
Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri, melainkan supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut T.H. Briggs juga merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.
Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh swearingen, terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:
1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.
Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk
mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya:
- Usaha tiap guru.
- Usaha-usaha sekolah.
- Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah.
Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas Pengalaman.
Yakni, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota staff sekolah, sehingga selalu anggota staff makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.
4. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif.
Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
5. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.
Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.
6. Menganalisa Situasi Belajar
Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan.
7. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf.
Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.
8. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.
Fungsi supervior (pengawas) oleh karenanya menjadi penting, sebagaimana tertuang dalam Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang menyebutkan bahwa pengawas diberikan tanggung jawab dan wewenang penuh untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan, penilaian dan pembinaan teknis serta administratif pada satuan pendidikan.
Tujuan Supervisi
Tujuan utama supervisi
adalah memperbaiki pengajaran (Neagly
& Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986;
Glickman, 1990). Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan
bimbingan kepada guru dan
staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar
.
Secara operasional
dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi
pendidikan yaitu :
1. Meningkatkan mutu kinerja guru
1. Meningkatkan mutu kinerja guru
·
Membantu guru dalam
memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
·
Membantu guru dalam melihat
secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.
·
Membentuk moral kelompok
yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama
secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
·
Meningkatkan kualitas pembelajaran yang
pada akhirnya meningkatkan prestasi belajarsiswa.
·
Meningkatkan kualitas
pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
·
Menyediakan sebuah sistim
yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
·
Sebagai salah satu dasar
pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
2.
Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan
baik
3.
Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk
dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan
keberhasilan siswa
4.
Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya
suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana
yang diharapkan.
5.
Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang
tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
menunjukkan keberhasilan lulusan.
Prinsip-prinsip Supervisi
Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
·
Supervisi hendaknya
memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
·
Supervisi hendaknya
bersifat Kontrukstif dan Kreatif
·
Supervisi hendaknya
realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
·
Kegiatan supervisi
hendaknya terlaksana dengan sederhana.
·
Dalam pelaksanaan supervisi
hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas hubungan
pribadi.
·
Supervisi hendaknya
didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang
disupervisi.
·
Supervisi harus menolong
guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah
Pendapat lain mengenai
Prinsip-prinsip Supervisi adalah :
1.
Supervisi bersifat
memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain
untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari
kesalahan.
2.
Pemberian bantuan dan
bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan
dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa
sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
3.
Apabila supervisor
merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan
sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan
kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
4.
Kegiatan supervisi sebaiknya
dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan
kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
5.
Suasana yang terjadi selama
supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara
supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini
bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan
pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
6.
Untuk menjaga agar apa yang
dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor
membuat catatan singkat, berisi hal – hal penting yang diperlukan untuk membuat
laporan.
Tipe-tipe Supervisi
Tipe seperti ini biasanya
terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang
otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak
sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini
dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan
petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang
diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari
tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat
dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai
dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar.
Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun
alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda
dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya
sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan
pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak
diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin
masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh
supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan
demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin
menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
4. Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai
memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu
guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala
sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan
karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih
dan dibimbing oleh atasannya.
5. Tipe
Demokratis
Selain kepemimpinan yang
bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus.
Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja
yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota
atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Supervisi
Teknik Supervisi yang
bersifat kelompok
Teknik Supervisi yang
bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan dalam
pembinaan guru secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru
dalam satu kelompok (Sahertian 2008 :
86).
Teknik Supervisi yang
bersifat kelompok antara lain : (Sagala
2010 : 210 - 227)
a.
Pertemuan Orientasi bagi guru baru.
Pertmuan orientasi adalah
pertemuan anatar supervisor dengan supervisee (Terutama guru baru) yang
bertujuan menghantar supervisee memasuki suasana kerja yang baru dikutip
menurut pendapat Sagala (2010 : 210)
dan Sahertian (2008 : 86). Pada
pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan
kepada supervisee hal – hal sebagai berikut (Sahertian 2008 : 86) :
·
Sistem kerja yang berlaku
di sekolah itu.
·
Proses dan mekanisme
administrasi dan organisasi sekolah.
·
Biasanya diiringi dengan
tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
·
Sering juga pertemuan
orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok
dan lokakarya.
·
Ada juga melalui
perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan
sumber belajar.
·
Salah satu ciri yang sangat
berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.
·
Aspek lain yang membantu
terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru
baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.
b. Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
·
Menyatukan pandangan –
pandangan guru tentang masalah – masalah dalam mencapai makna dan tujuan
pendidikan.
·
Memberikan motivasi kepada
guru untuk menerima dan melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat
mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
·
Menyatukan pendapat tentang metode kerja
yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.
·
Membicarakan sesuatu
melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
·
Menyampaikan informasi baru
seputar belajar dan pembelajaran,
kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara
bersama dengan semua guru disekolah.
c. Studi
kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian
dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan
dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol
hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam
kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan
pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut :
·
Meningkatkan kualitas
penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.
·
Memberi kemudahan bagi guru
– guru untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada materi pengajaran.
·
Bertukar pikiran dan
berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang – bidang studi
yang serumpun.
d. Diskusi
Diskusi adalah pertukaran
pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk
mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi
kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan
pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara
melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini
supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami,
atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama – sama akan berusaha
mencari alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213). Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi
adalah untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya
sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii
diskusi.
Hal – hal yang harus
diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi
sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung
supervisor harus mampu :
·
Menentukan tema
perbincangan yang lebih spesifik ;
·
Melihat bahwa setiap
anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi.
·
Melihat bahwa masalah yang
dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam
pengajaran.
·
Melihat bahwa kelompok
merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.
·
Mengakui pentingnya peranan
setiap anggota yang dipimpinnya.
e. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan
belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan
masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal yang perlu
diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop
antara lain :
1.
Masalah yang dibahas
bersifat “Life cntred” dan muncul
dari guru tersebut,
2.
Selalu menggunakan secara
maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan
profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.
f. Tukar menukar pengalaman Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah – langkah melakukang sharing antara lain :
·
Menentukan tujuan yang akan
dicapai.
·
Menentukan pokok masalah
yang akan dibahas.
·
Memberikan kesempatan pada
setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka
·
Merumuskan
kesimpulan.
Sumber :