Kamis, 12 September 2013

DASAR-DASAR PERENCANAAN

A. Perencanaan, Manajemen, dan Administrasi 

1. Definisi Perencanaan
Definisi perencanaan adalah proses dalam menentukan tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh individu, kelompok atau organisasi dan lain sebagainya. Perencanaan dalam lingkup Perencanaan Wilayah dan Kota, merupakan bagaimana kita berpikir untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi, sosial serta lingkungan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Dalam perencanaan ini, akan disusun suatu strategi yang bersifat comprehensive (menyeluruh) agar dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan pada awal proses perencanaan. 

Menurut Robbins dan Coulter, maksud dari perencanaan adalah sebagai penunjuk arah, meminimalisir akibat yang terjadi karena adanya perubahan, lebih efisien serta efektif serta membuat standar-standar atau pedoman dalam pengendalian pelaksanaan rencana. Sedangkan menurut Wilson, arti perencanaan adalah suatu proses lain, atau keadaan yang ada dirubah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dari perencanaan tersebut. Perencanaan menurut Wilson terdiri dari proses analisa, penyusunan kebijakan serta menciptakan rancangan. Sedangkan menurut Abdulrachman, perencanaan adalah suatu pemikiran rasional yang berdasarkan atas fakta yang ada sebagai suatu persiapan awal dalam melaksanakan tindakan ke depan.

Sebenarnya, perencanaan itu memiliki dimensi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Para ahli merumuskan definisi rencana dalam berbagai dimensi, yang pada intinya dapat disimpulkan apa itu rencana. Kesimpulannya, perencanaan adalah bagaimana mengorganisir sumber daya yang ada (waktu, pikiran, uang, sumber daya alam dsb) agar dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Tentunya tetap memperhatikan efisiensi, optimasi, efektifitas.

Itulah definisi perencanaan yang harus kita pahami, dan perlu diingat pengertian perencanaan tersebut tergantung dari dimensi persoalan yang dihadapi.

  
2. Definisi Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet,  manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
1.Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:
1. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
2. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
3. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

3. Definisi Administrasi
Administrasi berasal dari bahasa inggris administration yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (administrasi dalam arti luas)
Administrasi berasal dari bahasa belanda administratie yaitu kegiatan atau tata usaha. Pekerjaan administrasi ini adalah pekerjaan tulis menulis atau catat mencatat semua kegiatan organisasi. Administrasi sebagai kegiatan ketatausahaan atau office work disebut (administrasi dalam arti sempit)
Pengertian administrasi dalam arti luas :
Luther Gullick, administration has to do, with getting things done, with the accomplishment of defined objective (administrasi adalah pelaksanaan usaha mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu)
W.H Newman, administration is guidance leadership and control of efforts agroup individuals toward some common goal (administrasi adalah bimbingan, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha sekelompok orang untuk mencapai tujuan)
Prof. Dr. Prayudi, SH, administrasi adalah pengendalian suatu badan usaha secara keseluruhan secara semesta secara overall, tanpa menitik beratkan salah satu unsur tertentu
Pengertian administrasi dalam arti luas
Drs. Munawardi Reksohadiprawiro, administrasi berarti tata usaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan sistematis serta penentuan fakta-fakta secara tertulis, dengan tujuan tertentu memperoleh pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbal balik antara satu fakta dengan fakta lainnya
G Kartasapoetra, administrasi adalah suatu alat yang dapat dipakai menjamin kelancaran dan keberesan bagi setiap manusia untuk melakukan perhubungan, persetujuan dan perjanjian atau lain sebagainya antara sesama manusia dan/atau badan hukum yang dilakukan secara tertulis
Harris Muda, administrasi adalah suatu pekerjaan yang sifatnya mengatur segala sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan tulis menulis, surat menyurat dan mencatat (membukukan) setiap perubahan/kejadian yang terjadi di dalam organisasi itu 
4. Perbedaan Dan Persamaan Administrasi Dan Manajemen
J.M Pliffner, Prof. Dr. Prajudi SH, menyatakan bahwa administrasi lebih luas artinya daripada manajemen. Bila diartikan administrasi sebagai kegiatan yang dilakukan oleh bagian tata usaha, atau administrasi dalam arti sempit, dapat pula dinyatakan bahwa administrasi berbeda dan lebih sempit dibandingkan dengan manajemen.
Kalau kita perhatikan definisi administrasi maupun manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gulluck, W.H Newman, Pfiffner, J.A Stoner maupun Prof. Drs Oei terlihat bahwa pada hakikatnya administrasi adalah sama dengan manajemen. Tujuan administrasi maupun tujuan manajemen adalah sama, yaitu mewujudkan tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan.

B. Konsep Dasar Perencanaan
a. Tujuan Perencanaan
1.   Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaan.
2.   Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3.   Mengetahaui siapa yang terlibat (struktur organisasinya) baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4.   Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5.   Memimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu.
6.   Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7.   Menyerasikan dan memadukan beberapa  subkegiatan
8.   Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9.   Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

b. Manfaat Perencanaan
Adapun manfaat dari perencanaan yaitu:
1.   Standar pelaksanaan dan pengawasan
2.   Pemilihan sebagai alternatif terbaik.
3.   Penyusunan skala prioritas , baik sasaran maupun kegiatan
4.   Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
5.   Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
6.   Alat memudahakan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.
7.   Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.

c. Proses Perencanaan
Proses perencanaan menurut Banghart & Trull melalui tahapan sebagai berikut :
1.   Pendahuluan
2.   Mengidentifikasi permasalahan pendidikan
3.   Analisis area masalah perencanaan
4.   Penyusunan konsep dan rencana
5.   Mengevaluasi rencana
6.   Menentukan rencana
7.   Penerapan rencana
8.   Rencana unpan balik

d.  Prinsip Perencanaan Yang Baik
1.   Keadaan sekarang
2.   Keberhasilan dan factor-faktor kritis keberhasilan
3.   Kegagalan masa lampau
4.   Potensi, tantangan dan kendala yang ada.
5.   Kemampuan merubah kelemahan menjadi kekuatan dan ancaman menjadi peluang analisis.
6.   Mengikutsertakan pihak-pihak terkait.
7.   Memerhatikan komitmen dan mengkoordinasikan pihak-pihak terkait
8.   Mempertimbangakan efektifitas dan efisiensi, demokratis, transparan, realistis, legalistis dan praktis.
9.   Jika mungkin, menguji cobakan kelayakan perencanaan.

e. Pedoman Perencanaan
Karena sebuah rencana dibuat untuk kemudian dilaksanakan, maka penyusunannya harus mengingat beberapa patokan atau pedoman utama, yakni:
1.   Kemampuan
Perencanaan  harus disesuaikan dengan kemampuan yang ada: sumber-sumber yang tersedia, kamampuan tenaga pelaksana, sumber keuangan, bahan-bahan yang dimiliki, dan sebagainya. Sebuah rencana yang dibuat tanpa mengingat kemampuan untuk mencapainya, maka mudah kandas di tengah jalan.

2.   Kondisi dan situasi
Kondisi dan situasi masyarakat di mana sebuah usaha akan dilakukan perlu juga menjadi pertimbangan. Termasuk dalam  hal ini adalah kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Misalnya kemampuan daya beli masyarakat dan kesenangan terhadap barang yang akan diproduksi.

3.   Tanggung jawab
Perlu pula dipertimbangkan besar kecilnya tanggung jawab yang akan dipikul oleh masing-masing petugas, baik terhadap organisasi maupun terhadap masyarakat (tanggung jawab sosial). Apakah usaha tidak akan mengganggu kenyamanan masyarakat dan lingkungan.

4.   Kerjasama
Yang juga harus dipertimbangkan adalah gambaran akan mudah tidaknya terjadi kerjasama yang baik antara orang-orang yang menduduki bagian-bagian organisasi yang akan dijalankan.

f.  Sifat Perencanaan
Kecuali beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan dalam membuat perencanaan, maka sebuah rencana yang baik harus memiliki sifat-sifat:
Rasional, artinya rencana dibuat berdasarkan pemikiran dan perhitungan yang masak, sesuai dengan kemampuan yang ada.
Luwes, atau fleksibel, artinya rencana dapat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan/perkembangan situasi dan kondisi yang mungkin terjadi.
Di samping itu rencana harus dibuat  secara terus-menerus dan berkesinambungan sesuai dengan perubahan dan perkembangan masa. Artinya pada setiap jangka waktu tertentu perlu dievaluasi dan diperbaiki.



C.Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

1.   Pengertian Perencanaan Pendidikan
Dalam usaha kita mempelajari perencanaan pendidikan, titik tolak kesepakatan merupakan hal yang amat penting. Dengan demikian kita tidak akan mempunyai penafsiran yang berbeda-beda tentang makna perencanaan pendidikan itu.
Dilihat dari terminologinya perencanaan pendidikan terdiri dari dua kata yaitu: Perencanaan dan Pendidikan. Perencanaan berasal dari kata rencana, yaitu suatu proyeksi tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang valid (sahih) dan bernilai.
Menurut Yusuf Enoch Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara. Kaufman (1972) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses untuk menetapkan “ke mana harus pergi” dan mengidentifikasikan prasyarat untuk sampai ke “tempat” itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian ini mengandung 6 pokok pikiran sebagai berikut:
1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang dinginkan
2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu selanjutnya dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehinga dapat dilihat kesejangannya.
3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan suatu usaha-usaha.
4. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu beraneka ragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5. Pilihan alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai nilai efektifitas dan efisiensi yang paling tinggi, dan perlu dilakukan.
Perencanaan pendidikan adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan,
menyediakan fasilitas serta lingkungan tertentu, mengidentifikasi prasyarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta menetapkan cara yang efektif dan efisien dalam usaha membentuk manusia agar memiliki kompetensi sosial dan individual secara maksimal. Secara sederhana dikemukakan oleh coombs (1970) sebagai aplikasi analsis rasional dan sistematik dalam proses pengembangan pendidikan yang bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pendidikan baik tujuan yang berhubungan dengan anak didik maupun masyarakat.

2.    Pentingnya Perencanaan Pendidikan
Dalam keseluruhan proses pendidikan, perencanaan pendidikan merupakan langkah utama yang sangat penting. Karena perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mengarahkan dana dan tenaga yang terbatas, sehingga dapat menyumbang tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara maksimal. Pentingnya perencanaan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut, perencanaan pendidikan:
1. Merupakan usaha untuk menetapkan atau memformulasikan tujuan yang dipilih. Oleh karena itu perencanaan dapat memberikan arah usaha pendidikan dengan jelas.
2. Memungkinkan kita dapat mengetahui sampai dimana tujuan pendidikan yang ditetapkan telah dicapai.
3. Memudahkan kita untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.

4. Memungkinkan kita untuk menghindari pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha yang tak terkontrol, misalnya dalam mengembangkan kurikulum, kita mempunyai kecenderungan untuk selalu menambah jumlah dan jenis matakuliah dari yang sudah ada.


D.Analisis Posisi Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan pada dasarnya berpusat pada tigakomponen utama, yaitu:
1.Apakah yang harus dicapai?
2.Bagaimanakah perencanaan itu dimulai?
3.Bagaimanakah cara mencapai yang harus dicapai itu?

Pertanyaan pertama, mempersoalkan tujuan yang merupakan titik usaha yang harus dicapai. Tujuan adalah arah yang mempersatukan kegiatan pembangunan, tanpa tujuan kegiatan pembangunan pendidikan akan tidak terarah dan tidak terkendalikan. Tujuan merupakan cita-cita dan merupakan hal yang absolut dan tidak dapat ditawar.
Pertanyaan kedua, mempersoalkan titik berangkat pembangunansebab pembangunan harus dimulai dari titik berangkat yang pastidalam arti tidak dimulai dari nol sama sekali tapi dimulai dari tingkat yang telah dicapai selama ini. Titik berangkat haruslah ditentukan berdasarkan evaluasi atau kajian terhadap apa yang telah diperbuat bukan apa yang harus diperbuat.
Pertanyaan ketiga, merupakan alternatif cara atau upaya untuk mencapai tujuan dari titik berangkat yang telah ditentukan itu. Upaya ini dapat saja berbentuk pendekatan, kebijakan atau bahkan strategiyang kemungkinannya amat banyak tergantung kepada kemampuan untuk memilih mana yang paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Pola dasar di atas pada kenyataannya tidak sederhana karena pendidikan itu sendiri amatlah kompleks. Pengembangan pola dasar ini hanyalah merupakan modal yang dapat dipergunakan oleh planners  sebagai salah satu pila pikir yang meletakkan perencanaan secara tepat pada posisi dan fungsi yang diinginkan.
Pembangunan pendidikan memerlukan resources  yang perlu diatur secermat mungkin karena resources  itu amat langka.Pengertian ini perlu dikaitkan dengan misi dan tujuan pembangunan pendidikan, arah pembangunan pendidikan, orientasi pembangunan pendidikan, keseluruhan prioritas, jenis, dan jenjang pendidikan sertafasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan.Kesemuanya ini perlu dirancang secara komprehensif, akurat, cermatdan efisien serta berdasarkan perhitungan yang matang. Tanpa perencanaan yang sistematik dan rasional upaya pembangunan pendidikan ini mustahil dapat dilaksanakan dengan efektif.Perencanaan atau perancangan dalam hal ini berfungsi sebagai tool  sebagai guide line for actions, sehingga apa yang harus dilakukan sudah diatur dan ditata terlebih dahulu.
Dalam perancangan usaha yang terpadu,koordinasi,pemanfaatan sumber-sumber daya, urutan prioritas, dapat disusunsecara sistematis dan komprehensif. Arah dan tujuan pembangunanpendidikan dapat diatur pencapaiannya dalam kurun waktu tertentu.Distribusi wewenang dan tanggung jawab, pengawasan danpengendalian dapat diatur sedini mungkin hingga segala susuatuyang akan dikerjakan dapat diketahui, dan dihitung terlebih dahuludengan lebih cermat. Dengan memperhitungkan hal-hal inilah paraahli ekonomi memandang perencanaan ini sebagai vehicle pembangunan bukan hanya untuk suatu sektor pembangunantertentu saja, tapi juga untuk seluruh sektor pembangunan. Indonesiamemandang perencanaan itu sebagai suatu hal yang indisible  danperannya amat defisive,
hingga amatlah sulit dibayangkan bagaimana mungkin kegiatan pembangunan nasional Indonesia dapatdilaksanakan tanpa perencanaan.
Perencanaan itu dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keputusan-keputusan itu disusun secara sistematis, rasional dan dapat dibenarkan secara ilmiah karena menerapkan berbagai pengetahuanyang diperlukan. Perencanaan itu dapat pula diberi arti sebagai suatuproses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang telah ditentukan. Kebijakan-kebijakan itu disusun dengan memperhitungkan kepentingan masyarakat dan kemampuan masyarakat. Perencanaan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk memadukan antara cita-cita nasional dan resources  yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Dalam proses memadukan itu dipergunakan berbagai cara yang rasional dan ilmiah hingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Perencanaantidak berakhir hanya pada draft blue print  tapi harus mencakup prosesimplementasinya. Karena itu segala sesuatu yang dimasukkan didalam putusan kebijakan tersebut perlu dipertimbangkan dengan secermat mungkin fasibilitas atau kelayakannya. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dapat dilaksanakan.
Dengan memahami arti atau definisi perencanaan seperti yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan itu sebenarnya alat peubah dan alat pengendali perubahan.Pembangunan itu mengandung arti merubah untuk maju danberkembang menuju arah tertentu, dan perencanaan adalah rumusan yang mengandung semua perubahan itu serta petunjuk untuk mewujudkannya. Karena itu pembangunan dan perencanaan dalam pengertian ini tidak dapat dipisahkan karena memang saling melengkapi dan saling membutuhkan. Ini berarti setiap upaya pembangunan memerlukan perencanaan, dan setiap perencanaan adalah untuk mewujudkan upaya pembangunan.




E.Mekanisme Perencanaan Pendidikan

perencanaan pendidikan terdiri dari beberapa jenis tergantung dari sisi melihatnya.Daritinjauancakupannya,perencanaanPendidikan ada yang bersifat nasional atau makro, ada pula yang bersifat daerah atau regional, ada juga yang bersifat lokal dan adap ula yang bersifat kelembagaan atau institusional.


Perencanaan pendidikan pada tingkat nasional mencakup seluruh usaha pendidikan untuk mencerdaskan atau membangun bangsa termasuk seluruh jenjang, jenis, dan isinya.Pembangunan sector pendidikan di Indonesia diatur dalam perencanaan pendidikan yang bersifat nasional ini.
Perencanaan  pendidikan regional adalah perencanaan pada tingkat daerah atau provinsi yang mencakup seluruh jenis dan jenjang untuk daerah atau propinsi itu. Pada sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia mungkin ini dikenal dengan sistem wilayah,bilamana wilayah itu secara operasional mencakup suatu daerah atau provinsi tertentu. Perencanaan pendidikan lokal adalah perencanaanpendidikan yang mencakup berbagai kegiatan untuk Kota atau Kabupaten tertentu saja.
Perencanaan pendidikan kelembagaan adalah perencanaan pendidikan yang mencakup satu institusi atau lembaga pendidikan tertentu saja, seperti: perencanaan sekolah, atau perencanaan universitas tertentu.
Ditinjau dari posisi dan sifat serta karakteristik  perencanaan,perencanaan pendidikan itu ada yang bersifat  terpadu, dan yang bersifat  komprehensif, ada yang bersifat  transaksional dan ada pula yang bersifat strategik.
Perencanaan pendidikan terpadu atau Integrated Educational Planning mengandung arti bahwa perencanaan pendidikan itu mencakup seluruh aspek esensial pembangunan pendidikan dalam pola dasar perencanaan pembangunan nasional. Ini berarti bahwa perencanaan pendidikan pada tingkat makro atau nasional hanyalah merupakan bagian integral dari keseluruhan perencanaanpembangunan nasional. Kedudukan perencanaan pendidikan ini sama dengan kedudukan perencanaan pembangunan ekonomi, atauperencanaan pembangunan sektor pembangunan lainnya.Keterpaduan pola pikir yang diterangkan dalam perencanaan ini menerapkan konsep General Systems Theory  yang memandangupaya pembangunan sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang dalam hal ini berbagai sektor pembangunan.Pembangunan setiap sektor harus terpadu dan saling mempunyai keterkaitan erat hingga sumber-sumber daya yang dipergunakan dapat secara optimal diatur dalam pemanfaatannya hingga efektif.
Perencanaan pendidikan komprehensif  mengandung konsep keseluruhan yang disusun secara sistemik dan sistematik. Seluruh aspek penting pendidikan mencakup dan disusun secara teratur dan rasional hingga membentuk satu keseluruhan yang lengkap dansempurna. Kelengkapan dan keteraturan dalam pola dasar yang sistemik inilah yang merupakan ciri utama perencanaan pendidikanyang komprehensif.Perencanaan strategik adalah perencanaan yang mengandungpendekatan Startegic Issues  yang dihadapi dalam upaya membangunpendidikan. Kalau isu pokok pembangunan pendidikan dewasa initentang Quality Declining, maka perencanaan pendidikan yang mengambil fokus atau prioritas pembangunan kualitas pendidikan,maka perencanaan yang dikembangkan untuk mewujudkan prioritasini disebut perencanaan strategik pembangunan pendidikan.Perencanaan pendidikan strategik ini bertitik tolak dari gagasan untukmenanggulangi National Emerging Issues  dan bertitik tolak dari pikiran bahwa sumber-sumber daya itu amat langka, karena itu penggunaannya harus diatur secermat dan seefisien mungkin hingga output yang diharapkan memang merupakan keluaran yang efektif.
Ditinjau dari sisi metodologi, perencanaan pendidikan itu dapat disebut Systematic Planning , karena perencanaan inimenggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik berpikir sistematis danrasional ilmiah. Comprehensive Planning Model Schiefelbein,Integrated Planning  menurut Asia Model umpamanya dapat disebutsebagai  Systematic Planning  atau Rational Planning  yang bercirikanketerikatan pada ketentuan dan peraturan perhitungan yang rasionaldan teliti dan sebagai hasil kalkulasi komputer umpamanya. Prinsip System 
dan  Rational Decision Making jelas terlihat dalam planning seperti di atas.
 Planning yang mencoba menciptakan linkage yang kuat danserasi antara rancangan yang telah ditetapkan dengan kenyataan implementasi rancangan oleh administrator disebut dengan
Transactional Planning.


Menurut Banghart proses perencanaan terdiri dari beberapa komponen utama yang esensial yang secara prinsipil tidak dapat ditinggalkan.Komponen-komponen itu adalah sebagai berikut:
1. Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikanperiode sebelumnya sebagai titik berangkat perencanaan.
2. Rumusan tentang tujuan umum perencanaan pendidikan yangmerupakan arah yang harus dapat dijadikan titik tumpukegiatan perencanaan.
3. Rumusan kebijakan atau posisi yang kemudian dapatdijabarkan ke dalam strategi dasar perencanaan yangmerupakan respon terhadap cara mewujudkan tujuan yangditentukan.
4. Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasiprioritas yang ditetapkan.
5.Schedulling dalam arti mengatur menemukan dua aspek yaitukeseluruhan program dan prioritas secara teratur dan cermatkarena penjadwalan ini secara makro mempunyai artitersendiri yang amat strategik bagi keseluruhan pelaksanaanperencanaan.
6. Implementasi rencana termasuk didalamnya proses legalisasi dan persiapan aparat pelaksana rencana, pengesahan dimulainya suatu kegiatan, monitoring dancontrolling 
untukmembatasi kemungkinan tindakan yang tidak terpuji yangdapat merupakan hambatan dalam proses pelaksanaanrencana.
7. Evaluasi dan revisi yang merupakan kegiatan evaluasi untukmenentukan tingkat keberhasilan dan kegiatan untukmengadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap tuntutanbaru yang berkembang.

Bila proses yang diuraikan di atas diperhatikan ,maka terlihat dengan nyata adanya unsur-unsur esensial dalam proses pengembangan rencana pembangunan pendidikan.
Dengan adanya unsur-unsur yang tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peoses perencanaan adalah suatu proses yang diakui perlu dijalani secara sistematik dan berurutan karena keteraturan itu merupakan proses rasional sebagai salah satu property  perencanaan pendidikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar