
Daniel
Wren membagi evolusi pemikiran manajemen
dalam 4 fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial,
& era moderen.
Pemikiran Awal Manajemen
Sebelum abad ke-20,
terjadi 2 peristiwa penting dalam ilmu
manajemen. Peristiwa pertama terjadi pd tahun 1776,
ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of
Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yg akan
diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian
pekerjaan ke dalam tugas-tugas yg spesifik & berulang. Dengan menggunakan
industri pabrik peniti sbg contoh, Smith mengatakan bahwa dgn sepuluh
orang perusahaan peniti dpt menghasilkan kurang lbh 48.000 peniti
dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan
tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan
sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dpt
meningkatkan produktivitas dgn meningkatnya keterampilan &
kecekatan tiap-tiap pekerja,menghemat waktu yg terbuang dalam pergantian
tugas, & menciptakan mesin & penemuan lain yg dpt menghemat
tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua
yg memengaruhi perkembangan ilmu
manajemen adl Revolusi Industri di Inggris.
Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga
manusia, yg berakibat pd pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju
tempat khusus yg disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yg dpt membantu
mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
memberikan tugas kpd bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, & lain-lain,
sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Manajemen di Era Manajemen Ilmiah
Era ini ditandai dgn
berkembangan perkembangan ilmu
manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry
Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, & Harrington Emerson.
Manajemen ilmiah, atau
dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick
Winslow Taylor dalam bukunya yg berjudul Principles of Scientific Management pd
tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adl
“penggunaan metode ilmiah ukt menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan
sesuatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun
terbitnya buku ini sbg tahun lahirya teori
manajemen modern.
Henry
Gantt yg pernah bekerja bersama Taylor di
Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor
memberi pendidikan kpd karyawannya ukt bersifat rajin (industrious ) &
kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik ukt membantu manajemen yg disebut
sbg Gantt chart yg digunakan ukt merancang & mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah
kemudian dikembangkan lbh jauh oleh pasangan suami-istri Frank & Lillian
Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yg dpt mencatat
setiap gerakan yg dilakukan oleh pekerja & lamanya waktu yg dihabiskan ukt
melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai
dgn hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yg dilakukan oleh
para manajer & bagaimana cara membentuk praktik manajemen
yg baik.
Pada awal abad ke-20,
seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan 5 fungsi
utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, &
mengendalikan.
Gagasan Fayol itu
kemudian mulai digunakan sbg kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pd
pertengahan tahun 1950, & terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu,
Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yg merupakan dasar-dasar &
nilai yg menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting
lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan sesuatu
tipe ideal organisasi yg disebut sbg birokrasi. Bentuk organisasi yg
dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yg didefinisikan dgn jelas, peraturan
& ketetapan yg rinci, & sejumlah hubungan yg impersonal. Namun, Weber
menyadari bahwa bentuk “birokrasi yg ideal” itu tdk ada dalam realita. Dia
menggambarkan tipe organisasi tersebut dgn maksud menjadikannya sbg landasan
ukt berteori tentang bagaimana pekerjaan dpt dilakukan dalam kelompok besar.
Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi byk organisasi besar
sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya
terjadi pd tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi,
yg merupakan kombinasi dari teori statistika dgn teori mikroekonomi. Riset
operasi, sering dikenal dgn “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains ukt
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik &
operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker menerbitkan salah satu buku paling
awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the
Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General
Motors) yg menugaskan penelitian tentang organisasi.
Manajemen di Era Manusia Sosial
Era manusia sosial
ditandai dgn lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran
manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tdk mendapatkan
pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab
perilaku adl serangkaian studi penelitian yg dikenal sbg eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone
dilakukan pd tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western
Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan
mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap
produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif
seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lbh sedikit
pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dgn tekanan kelompok,
penerimaan kelompok, serta rasa aman yg menyertainya. Peneliti menyimpulkan
bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku
kerja individu.
Kontribusi lainnya
datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yg mendapatkan pendidikan
di bidang filosofi & ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku
berjudul Creative Experience pd tahun 1924.[9] Follet mengajukan sesuatu filosifi
bisnis yg mengutamakan integrasi sbg cara ukt mengurangi konflik tanpa kompromi
atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adl ukt
menentukan tujuan organisasi & mengintegrasikannya dgn tujuan individu
& tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus
didasarkan pd etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer
& karyawan seharusnya memandang diri mereka sbg mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester
Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yg
menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka ukt merangsang orang lain
memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi &
organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi “efektif-efisien”.
Menurut Barnard,
efektivitas berkaitan dgn pencapaian tujuan, & efisiensi adl sejauh mana
motif-motif individu dpt terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sbg sistem
terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, & komunikasi merupakan elemen
universal, sementara pd organisasi informal, komunikasi, kekompakan, &
pemeliharaan perasaan harga diri lbh diutamakan. Barnard juga mengembangkan
teori “penerimaan otoritas” didasarkan pd gagasan bahwa bos hanya memiliki
kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.
Manajemen di Era moderen
Era moderen ditandai dgn
hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management) di
abad ke-20 yg diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yg paling terkenal di
antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika,
dianggap sbg Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa
kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja,
melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dgn
mengajukan teori 5 langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dpt
ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan,
sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, & pemanfaatan yg lbh baik atas
waktu & material; (2) produktivitas meningkat; (3) market share meningkat
karena peningkatan kualitas & harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dpt bertahan dalam bisnis;
(5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana ukt
meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.[1]

-Robert Owen(1771-1858)
Beliau
adalah seorang industriawan dan pembaharu di inggris,beliau adalah
manajer pertama yang menyadari dan mengakui pentingnya sumberdaya manusia.
-Charles Babbage(1792-1871)
Beliau
seorang ahli matematika yang memusatkan perhatian pada efisiensi produksi.
Kontribusi utamanya adalah pemikiran tentang perlunya pembagian kerja dan menganjurkan
pengguanaan konsep matematika untuk menyelsaikan berbagai persoalan penanganan
fasilitas dan bahan yang efisien.
TEORI MANAJEMEN ILMIAH
Fokusnya
adalah tugas dari pegawai perindividu
-Frederich W.Taylor(1856.-1915)
Beliau
adalah seorang mandor pada perusahaan baja Midvale Philadelphia.beliau adalah
orang pertama yang mencurahkan perhatian kepada penggunaan tenaga kerja yang
efisien,karena beliau tidak menyukai kinerja buruh yang kurang efisien.
Tujuanya
adalah menggunakan metode ilmiah guna menetapkan standar bagi
penyempurnaan suatu tugas dengan cara terbaik.untuk mencapai tujuan ini,tekanan
pekerjaan diorganisir sehingga setiap orang dibebani suatu standar pekerjaan
yang dispealisasi tinggi,didasrkan atas metode penyempurnaan pekerjaan yang
paling efisien dan penghargaan atas dasar pencapaian tugas.
-Frank Gilbert(1869-1924) dan Lilian Gilbert(1878-1972)
Mereka
berdua adalah suami istri dan juga insinyur industri.mereka berdua sangat
berminat atas studi gerak dan waktu(time and motion study)dan penyederhanaan
kerja(simplification order)Gilbert menemukan metode yang lebih efektif dan
efisien didalam membuat suatu gedung/bangunan.
-Henry Gantt(1861-1919)
Beliau
asisten dari frederich w. taylor di Midvale dan Bethlehem steel.beliau
mengembangkan dua teknik spesifik didalam memperbaiki
hasil/produksi(output)pegawai yaitu:
-metode
bagan gantt(gantt chart)
-sistem
pengupahan
-sistem
penggajian supervisor
-Harrinton Emerson
Beliau
seorang konsultan manajemen,penganjur yang kuat didalam membuat perbedaan yang
tegas antara peran lini dan peran staff didalam organisasi.
TEORI ORGANISASI KLASIK
Fokusnya
adalah berkaitan dengan manajemen oeganisasi secara keseluruhan,perhatian atas
kinerja individu di abaikan.
-Henry fayol(1841-1925)
Henry
fayol merupakan orang pertama yang mengindentifikasikan fungsi manajemen
spesifik seperti planning,organization,actuating and controlling(POAC)
-Lyndal urwick(1891-1983)
Pemikiran
beliau adalah petunjuk umum tentang efektivitas guna memperbaiki efektivitas
manajemen organisasi.
-Max
Weber(1864-1920)
Pemikiran
beliau berkaitan dengan birokrasi yang meletakan dasar bagi teori organisasi
modern.
-Cester barnard(1886-1961)
Pemikirannya
dituangkan didalam bukunya the function of executive,yakni konsep pengakuan
otoritas.teori ini mempertahankan bawahan mempertimbangkan legitimasi
pengarahan pengawas dan kemuduian memutuskan apakah akan mengikutinya atau
menolaknya.bawahan seharusnya menolak jika legitimasi pengawas disalah gunakan
dan menerimanya jika secara rasional dapat dipertanggung jawabkan.
TEORI MANAJEMEN PERILAKU
Merupakan
teori yang menempatkan penekanan pada sikap individu dan perilaku pada proses
kelompok.teori ini adalah praktik penerapan konsep psikologi terhadap tatana
industri.
-Hugo Munsterberg(1863-1916)
Pemikiran
beliau yang dituangkan dalam buku psicology and industrial
efficiency,menyarankan agar psikologi dapat dijadikan kontribusi empiris untuk
para manajer dalam kaitannya dengan bidang seleksi dan motivasi.

Pembagian fungsi manajemen menurut
beberapa ahli manajemen, di antaranya yaitu :
1. Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management Principles and Management”, fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
2. Menurut George R. Ferry (1990) dalam “Principles of Management”, proses manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pelaksanaan (Activating).
3. Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles of Management”, proses dan fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pengarahan (Directing).
1. Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management Principles and Management”, fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
2. Menurut George R. Ferry (1990) dalam “Principles of Management”, proses manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pelaksanaan (Activating).
3. Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles of Management”, proses dan fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pengarahan (Directing).
4. Menurut George R.Terry
- Perencanaan (Planning);
- Pengorganisasian (Organizing);
- Penggerakan (Actuating);
- Pengawasan (Controlling).
- Perencanaan (Planning);
- Pengorganisasian (Organizing);
- Penggerakan (Actuating);
- Pengawasan (Controlling).
5. Menurut Luther M. Gulick yang disadur oleh Dr.
BN.Silalai
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Menyelaras/Mengkoordinir (Coordinating);
- Melaporkan (Reporting);
- Menyusun Anggaran (Budgeting).
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Menyelaras/Mengkoordinir (Coordinating);
- Melaporkan (Reporting);
- Menyusun Anggaran (Budgeting).
6. Menurut Henry Fayol
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Memerintah (Commanding);
- Mengkoordinir (Coordinating);
- Mengawasi (Controlling).
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Memerintah (Commanding);
- Mengkoordinir (Coordinating);
- Mengawasi (Controlling).
7. Menurut Koontz dan O. Donnel
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Mengawasi (Controlling). [2]
- Perencanaan (Planning);
- Mengorganisir (Organizing);
- Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
- Mengarahkan (Directing);
- Mengawasi (Controlling). [2]
Daftar pusaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar