Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah suatu rangkaian kegiatan yang
digunakan oleh organisasi atau
perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan
mendistribusikanpengetahuan untuk
digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini
biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu
hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan
kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.
Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi
pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam
tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu
memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi informasi memang
memainkan peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua
aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi,
sehingga jika berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari
pengelolaan.
Pada
perkembangan ini menunjukan makin cepatnya perubahan dalam segala bidang
kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi
yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya
cara-cara baru dalam menyikapi semua yang terjadi agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin pentingnya kualitas sumber
daya manusia (SDM) merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan
tersebut, dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan
mengembangkan SDM.
Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini berarti pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks tersebut.
Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini berarti pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks tersebut.
Pengertian
Knowledge Management menurut para ahli :
Alavi dan Leiner (2001) mengklasifikasikan KMS
berdasarkan siklus hidup knowledgeyang terdiri dari empat tahap
yaitu tahap pembuatan knowledge, penyimpanan dan pemanggilan knowledge,
transfer knowledge, aplikasi knowledge.
Marwick (2001) mengklasifikasikan KMS berdasarkan suatu model yang dibuat
oleh Nonaka (1994) yaitu Sosialisasi, Ekstrenalisasi, kombinasi dan
internasionalisai (SECI)
Borghoff dab Pareschi(1998) mengklasifikasikan KMS berdasarkan arsitektur
manajemen yang terdiri dari empat kelas komponen yaitu repositories dan libraries,
komonitas knowledge worker, knowledge mapping dan knowledge
flows.
Hahn dan Subramani (2001) mengklasifikasikan knowledge berdasarkan
sumber yang disupport yaitu artifak terstruktur, individual terstruktur,
artifak tidak terstruktur dan Individual tidak terstruktur.
Binney (2001) mengklasifikasikan KMS berdasarkan
spectrum knowledge. Spektrum ini merepresentasikan batasan dari
suatu tujuan, dapat berupa transaksional KM, analitikal KM, basis proses KM,
pemgembangan KM , inovasi dan kreasi KM.
Zack (1999) mengklasifikasikan KMS secara integrative sebagai
fasilitas transferknowledge eksplisit dan secara interactive sebagai
fasilitas media transfer tacitknowledge.
Hal yang perlu dicermati adalah pengukuran model sukses dari KMS. Turban
dan Aronson (2001) mengemukakan tiga hal sebagai berikut:
·
Menyediakan basis value bagi perusahaaan
·
Menstimulasi management agar focus pada hal-hal yang
penting
·
Menjustifikasi investasi dari aktivitas KM
Jenis Penerapan Knowledge Management
1. Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui
pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et
al.,2004). Tacit knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan sesuatu
yang terdapat dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Polanyi (1966) tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
1.Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2. Susah untuk diucapkan
3. Berkembang dari kejadian langsung dan pengalaman
4. Berbagi pengetahuan melalui percakapan (story-telling)
1.Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2. Susah untuk diucapkan
3. Berkembang dari kejadian langsung dan pengalaman
4. Berbagi pengetahuan melalui percakapan (story-telling)
Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai
personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu
(perorangan). Menurut Berkeley (1957) pengetahuan manusia bermula pada saat
orang mendapatkan ide dimana kesan tersebut muncul dari perasaan dan sistem
kerja pikiran atau dengan kata lain ide dibentuk dengan bantuan dari memori dan
imajinasi yang menambah, membagi, mengungkapkan perasaan sebenarnya.
Davenport dan Prusak dalam Martin (2010) mendefinisikan personal knowledge
berarti gabungan dari pengalaman, nilai – nilai, informasi kontekstual, dan
wawasan luas yang menyediakan sebuah kerangka pengetahuan untuk mengevaluasi
dan menggabungkan pengalaman – pengalaman dan informasi yang baru.
Menurut Martin (2010), personal knowledge didapat dari instruksi formal dan
informal. Personal knowledge juga termasuk ingatan, story-telling, hubungan
pribadi, buku yang telah dibaca atau ditulis, catatan, dokumen, foto, intuisi,
pengalaman, dan segala sesuatu yang dipelajari, mulai dari pekarangan hingga
pengembangan nuklir.
2. Explicit
Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk
dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi
(1966) pada saat tacit knowledge dapat dikontrol dalam benak seseorang,
explicit knowledge justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara
tacit, maka dari itu semua pengetahuan berakar dari tacit knowledge.
Secara umum explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai:
1. Dapat diucapkan secara tepat dan resmi
2. Mudah disusun, didokumentasikan, dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan
1. Dapat diucapkan secara tepat dan resmi
2. Mudah disusun, didokumentasikan, dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan
Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang
diperoleh dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga
setiap karyawan dapat mempelajarinya secara independent.
2.1 Job Procedure
Job procedure atau prosedur kerja adalah tanggung jawab atau tugas yang
bersifat formal atau perintah resmi atau cara melakukan hal-hal. Berdasarkan
pernyataan Anshori selaku pihak yang mencetuskan knowledge management, salah
satu bentuk konkret dari explicit knowledge adalah Standard Operation
Procedure.
Standard Operation Procedure atau prosedur pelaksanaan dasar dibuat untuk
mempertahankan kualitas dan hasil kerja. Dengan menggunakan Standard Operation
Procedure maka tugas-tugas akan semakin mudah dikerjakan, juga tamu akan
terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Disamping itu Standard Operation
Procedure diciptakan agar para tamu merasa nyaman dalam mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan. Standard Operation Procedure sendiri dalam
pelaksanaannya sangat fleksibel karyawan dapat memberikan masukan berdasarkan
pengetahuan yang didapat.
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya atau digunakannya
Standard Operation Procedure adalah:
1. Mempunyai nilai
sebagai alat atau saluran komunikasi bagi manajemen dengan para staf dan para
pelaksananya. Melalui Standard Operation Procedure, seluruh staf dan karyawan
akan mengetahui secara jelas, berusaha untuk memahami tentang tujuan dan
sasaran, serta kebijakan dan prosedur kerja perusahaan. Dengan demikian setiap
orang dalam organisasi akan menerima pesan yang jelas dari Standard Operation
Procedure tersebut.
2. Standard
Operation Procedure juga dapat digunakan sebagai alat atau acuan untuk
melaksanakan pelatihan baik bagi para staf dan karyawan, serta bagi karyawan
baru.
3. Standard
Operation Procedure dapat mengurangi waktu yang terbuang, dengan demikian
diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja baik bagi manajemen ataupun
bagi para staf dan karyawan. Apabila tidak tersedia manual pekerjaan, maka bila
terjadi sesuatu kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan harus dicari dahulu
jalan pemecahannya, atau didiskusikan dahulu dengan rekan sekerja dan
atasannya, dan ini berarti membuang waktu. Lain halnya bila cara
penyelesaiannya sudah tersedia secara tertulis, maka akan lebih cepat
pelaksanaanya dan waktu lebih banyak dihemat, serta dapat lebih dimanfaatkan
untuk menyelesaikan pekerjaan lain.
4. Dengan dibantu
oleh pengawasan yang dilaksanakan dalam proses pekerjaan, maka Standard
Operation Procedure dapat dilaksanakan secara lebih konsisten, dan menjamin
terciptanya produk yang standar, sekalipun dikerjakan oleh orang-orang yang
berbeda dan waktu pelaksanaan yang tidak bersamaan.
2.2 Technology
Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada knowledge
management, dikenal sebagai media yang mempermudah penyebaran explicit knowledge.
Berdasarkan pernyataan Gillingham dan Roberts (2006) awal mulanya knowledge
management digerakkan oleh teknologi, khususnya explicit knowledge yang lebih
mudah disusun.
Seiring dengan berjalannya waktu teknologi yang mendukung knowledge
management akan selalu berkembang dalam bentuk sistem-sistem yang mempermudah
proses penyebaran knowledge. Salah satu teknologi paling mutakhir yang saat ini
digunakan oleh banyak perusahaan untuk proses penyebaran knowledge adalah
intranet, dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge
dan melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”.
Intranet atau yang disebut juga internal internet menawarkan kesempatan untuk
menggunakan telekomunikasi yang maju yang telah dikembangkan dari internet.
Menurut pendapat Merali peralatan seperti intranet dan internet dianggap
sebagai sistem knowledge management yang utama untuk menjalankan dan mendukung
forum diskusi dan praktek (1999). Intranet bukan merupakan jaringan tunggal
juga bukan merupakan perangkat yang menghubungkan jaringan-jaringan seperti
internet.
Elemen Pokok Knowledge
1. People
Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
2. Technology
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
3. Processes
Yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan prosedur dan proses tertentu.
Yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan prosedur dan proses tertentu.
Tujuan Penerapan Knowledge
Manajemen
Implementasi knowledge management atau manajemen pengetahuan akan
memberikan pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara
langsung maupun tidak langsung, beberapa manfaat knowledge management atau
manajemen pengetahuan bagi perusahaan antara lain:
1. Penghematan
waktu dan biaya
Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka
perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks yang
lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.
2. Peningkatan
aset pengetahuan
Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan kepada setiap karyawan untuk
memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan
perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan
terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
3. Kemampuan
beradaptasi
Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan
bisnis yang terjadi.
4. Peningkatan
produktfitas
Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk
yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan akan meningkat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar